10 Maret 2008

Turino Djunaedi Telah Berpulang

Salah satu tokoh perfilman nasional, Turino Djunaedi meninggal dunia pada hari Sabtu (8 Maret 2008) pukul 20.55, dalam usia 80 tahun di RS Setia Mitra, Jakarta. Jenazah diberangkatkan dari rumah duka di Jalan Gaharu I No. 26, Cipete, Jakarta Selatan pada hari Minggu (9 Maret) pukul 13.00 untuk dimakamkan di Pemakaman keluarga di Gadog, Bogor.

Almarhum meninggal karena stroke. Ia dilahirkan di Padang Tiji, Aceh pada tgl. 6 Juni 1927. Pada tahun 1950 ia main difilm "Menatap Hati" produksi Golden Arrow. Ia juga mendirikan perusahaan film "Sarenade Film" pada tahun 1959. memproduksi 40 judul film, termasuk Bernafas Dalam Lumpur pada tahun 1970. Selkain juga mendirikan Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI).

Selamat jalan kawan...

02 Maret 2008

Ayat-ayat Cinta Patut Ditonton

Jujur aja, saya jarang nonton film Indonesia. Hanya beberapa film yang pernah saya tonton di bioskop dan pake bayar segala. Mulai dari AADC (Ada Apa Dengan Cinta), Arisan, Naga Bonar Jadi 2, Get Married dan terakhir adalah Ayat-ayat Cinta.

Nah, soal AAC (Ayat-ayat Cinta), ini film patut ditonton. Saya rekomendasikan! Alur cerita film ini memang sudah kuat seperti dari novelnya yang dikarang oleh Habibulrrahman El Shirazy (32 tahun), pendiri Pondok Pesantren "Basmala". Kekuatan cerita novel tersebut terbukti sebagai novel laris yang terjual lebih dari 400.000 eksemplar. Film tersebut semakin kuat karena digarap cukup rapih oleh Hanung Bramantyo sebagai sutradaranya.

Salut buat semuanya! Keep the Good Work.

01 Maret 2008

Overkreatif di Film Cloverfield

Bila kita melihat poster film Cloverfield, dimana ada patung Liberty yang kepalanya copot, entah karena apa, tampaknya film ini cukup menjanjikan untuk ditonton. Tapi saya mulai curiga, ketika film ini tidak main lama di beberapa bioskop di Ibukota.

Akhirnya penasaran, saya tonton juga film ini di Plaza Senayan XXI, ternyata saya memang kecewa! Film ini menggunakan teknik camera handheld layaknya handycam yang biasa digunakan oleh orang awam atau amatiran. Jadi, dari awal film hingga selesai, kita betul-betul seperti menyaksikan rekaman handycam punya kawan kita. Sampe abis gak ada perubahan teknik camera! Berantakan dan jadi tidak jelas. Itu dari sisi tekniknya.

Lain lagi dari sisi cerita, yang sangat dangkal. Ada monster entah datang dari mana dan akhirnya mau diapain tuh monster, sungguh gak jelas... Film ini sungguh overkreatif, kalau tidak mau disebut 'ancur' banget!

Rekomendasi saya, JANGAN TONTON FILM INI!